Sabtu, 19 Februari 2011

Senandung patah hati


Wahai Cinta, engkau telah
membuatku lemah tak berdaya
Bagiku engkau adalah keindahan
yang membuatku tak bisa
memejamkan mata ….
Engkaulah yang masuk kedalam
kalbuku dan membuatku menjadi
tawanannya..
Cinta datang laksana air yang
menetes dan jatuh diatas
bebatuan , hingga batu itu akan
terkikis bersama sang waktu …
berserak bagai pecahan bintang…
Ia bagai ilham dari langit yang
menerobos dan bersemayam
dalam jiwa Mahadewa dan
Mahadewi lalu masuk kesanubari
tanpa di undang..
Begitulah cinta yang kau bawa
kepadaku , Dan kini hatiku telah
hancur binasa ….karena menahan
rindu yang tertahan…
Tapi yakinilah, tali kasih yang telah
terukir kuat dalam jiwa, tak bisa
dipisahkan oleh rentang waktu dan
jarak
Cinta telah memberikan kekuatan
untukku dapat bertahan …sekalipun
aku tahu engkau telah dipingit,…
Jiwaku menjerit kekasih!…
memanggil-manggil namamu ..
Duhai kekasih hati!… mawar yang
tak kunjung mekar…engkau telah
direnggut dari tanganku…
Kini mimpi-mimpi indah dimalam
hari telah berubah menjadi badai
yang memporakporandakan jiwa
dan perasaanku..
Jiwaku terguncang !…akal sehatku
melayang keudara mengembara
mencari cinta yang hilang …
Dadaku dipenuhi oleh kesedihan
yang menyayat , airmata duka
terus menetes dari kelopak jiwa
Aku berkelana untuk mencari
pengobat hati, sembari bibirku
melantunkan syair kerinduan..
bukan bibirku yang sedang
berkata, namun jiwaku yang
sedang terluka berbicara pada
setiap mata-mata hati..
Disaat kerinduan telah
memuncak …dengan seribu sayap,
jiwaku terbang menuju pintu -
rumah jiwanya..
sesampainya dipintu itu, aku
menciumi dindingnya dengan
airmata yang membasahi pipi…
Bagiku tanpa bertemu denganmu,
maka mencium dinding rumahmu
pun sudah cukup bagiku untuk
merasakan kebahagiaan..seolah
dinding itu adalah tubuhmu
kekasih !..kemudian ku lantunkan
syair untuk kekasih jiwaku, untuk
menenangkan jiwanya , tanpa
peduli sang kekasih mendengar
atau syair itu tertelan oleh dinding
rumah …
Kumulai bersyair :
Tentangmu
Dikeremangan malam ,dibawah
temaram cahaya bulan, kulihat
engkau
menyapa langit dan bintang
Kau dendangkan lagu-lagu cinta di
puri jiwamu, engkau -dan hanya
engkaulah “bayangan semu” yang
akrab diantara kehampaanku.
Dalam mimpi-mimpi malamku
sering kulihat wujud hidupmu dan
menyaksikan jemari lentik putihmu
menari diatas piano.
Atau kulihat dirimu berdiri disenja
samar, menatap langit pucat dan
mengubah warnanya dengan mata
yang memancarkan indahnya
pengetahuan.
Sepasang mata itu telah
membangkitkan dan membimbing
begitu banyak impian indah dalam
diriku.
Aku tak bisa menghitung berapa
kali aku putus asa mencari jelmaan
lain dari dirimu.
Tiada keindahan yang dapat
mewakilkan , kecuali indahnya
sajak-sajak termanis yang tercipta
itu, yang bisa dibandingkan dengan
keindahanmu.
Engkau laksana cahaya bintang
yang terus menyinariku berabad-
abad lamanya,
Takkala bayangan malam telah
datang, dirimu hadir membukakan
pintu jiwa- bagi ruhku , sebuah
tempat dimana semua keabadian
terdiam membisu dan segala
kepalsuan -terkuak warna aslinya.
Tahukah engkau tak ada bintang
yang muncul atau lenyap tanpa
sepengetahuanku, dan kulihat
dirimu terbaring dalam selubung
mawar,
Kau terbaring dalam luka lama
yang belum mengering , tanganmu
tak lagi bergerak, kau beku dan
pucat
Bagiku saat itu adalah malam
gelap tanpa dasar
Jangan pernah menangis lagi
“ Cinta”-ku….
Tahukah engkau …saat aku
melihat bintang itu- aku melihat
diriku ada dalam dirimu,dan
dukamu juga cerminan dukaku …
Lihatlah kedalam mataku , kau
akan melihat betapa berartinya
dirimu …..
Lihatlah hatimu dan lihatlah jiwamu
-dan saat kau temukan diriku
disana- kau tak perlu mencarinya
lagi, sebab aku akan salalu ada
dibalik setiap bayang.
Lihatlah kedalam hatiku kan kau
temukan tak ada yang
kusembunyikan, ambilah jiwaku
kan kuberikan segalanya untukmu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar